Harga Emas Stabil, Perak dan Platinum Melonjak Didorong Permintaan Aset Safe Haven

Ilustrasi Chart Transaksi Online



LintasPortal.com - Harga emas global bergerak relatif stabil pada perdagangan Asia hari Jumat. Meski turun tipis, emas tetap mencatatkan kinerja mingguan positif. Di sisi lain, perak dan platinum justru mencuri perhatian dengan kenaikan signifikan, didorong oleh kuatnya permintaan aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Penguatan harga logam mulia juga dipengaruhi oleh data inflasi Amerika Serikat yang lebih rendah dari perkiraan. Kondisi ini memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan melakukan pemangkasan suku bunga lanjutan. Meski dolar AS sempat menguat tipis, harga logam tetap bertahan di zona positif.

Harga emas spot tercatat turun 0,1% ke level USD 4.326,89 per ounce, masih dekat dengan rekor tertinggi bulan Oktober. Sementara itu, kontrak berjangka emas turun 0,2% ke USD 4.354,70 per ounce. Secara mingguan, harga emas batangan tetap naik sekitar 0,4%.

Berbeda dengan emas, harga perak menunjukkan performa yang lebih kuat. Perak spot naik 0,5% menjadi USD 65,84 per ounce dan melonjak sekitar 6% dalam sepekan. Kenaikan ini menjadi yang keempat berturut-turut, menandakan minat investor yang terus meningkat.

Platinum juga mencatatkan lonjakan tajam. Harga platinum spot naik 0,6% ke USD 1.937,50 per ounce dan menguat lebih dari 10% sepanjang minggu. Palladium turut menguat dengan kenaikan mingguan hingga 14%, mempertegas tren positif logam mulia selain emas.

Permintaan terhadap perak dan platinum meningkat karena investor mencari aset riil yang lebih terjangkau dibandingkan emas. Kedua logam ini dinilai memiliki stabilitas serupa emas, namun dengan harga lebih rendah, sehingga menarik di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi negara maju.

Selain faktor permintaan, ekspektasi potensi kekurangan pasokan perak dan platinum dalam beberapa tahun ke depan turut menopang kenaikan harga. Hal ini membuat investor semakin agresif masuk ke pasar logam mulia sebagai strategi perlindungan nilai.

Meski data inflasi AS bulan November melemah, para analis menilai data tersebut belum sepenuhnya mencerminkan kondisi riil akibat gangguan penutupan pemerintah. Data inflasi bulan Desember diperkirakan akan menjadi acuan utama bagi kebijakan suku bunga The Fed. Sementara itu, kekhawatiran risiko stagflasi dan perlambatan ekonomi terus mendorong minat terhadap aset safe haven seperti emas, perak, dan platinum.

Media Corner 16062025

Media Corner 16062025