![]() |
| Jerome Powell The Fed |
LintasPortal.com - Harga emas dunia kembali mencuri perhatian investor global. Menjelang akhir tahun, harga emas melonjak tajam seiring meningkatnya harapan pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed Amerika Serikat.
Tak hanya emas, harga perak dan platinum juga mencatatkan lonjakan signifikan hingga menembus rekor tertinggi pada perdagangan Jumat (26/12).
Mengutip laporan Reuters pada Senin (29/12), harga perak spot melesat 7,5 persen ke level US$77,30 per ons, mencerminkan tingginya minat investor terhadap aset logam mulia.
Sementara itu, harga emas spot naik 1,2 persen menjadi US$4.531,41 per ons. Adapun emas berjangka ditutup menguat 1,1 persen ke posisi US$4.552,70 per ons.
Di pasar logam mulia lainnya, harga platinum spot melonjak 9,8 persen ke US$2.437,72, sedangkan harga palladium mencatat kenaikan paling tajam yakni 14 persen ke US$1.927,81 per ons.
Wakil Presiden Zaner Metals, Peter Grant, menjelaskan bahwa kenaikan harga emas dan logam mulia dipicu oleh kombinasi beberapa faktor penting.
Menurutnya, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed, pelemahan nilai dolar AS, serta meningkatnya ketegangan geopolitik global menjadi pendorong utama reli harga.
“Walaupun ada potensi aksi ambil untung menjelang akhir tahun, tren kenaikan harga emas masih sangat kuat,” ujar Grant.
Saat ini, pasar memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga The Fed pada tahun 2026. Ekspektasi tersebut semakin menguat setelah muncul kabar bahwa Presiden AS Donald Trump berpeluang menunjuk ketua bank sentral yang lebih dovish.
Selain itu, indeks dolar AS tercatat berada di jalur pelemahan mingguan. Kondisi ini membuat emas berdenominasi dolar semakin menarik bagi investor global, khususnya dari luar Amerika Serikat.
Dari sisi geopolitik, sentimen safe haven emas juga didukung oleh meningkatnya ketegangan global, termasuk serangan udara Amerika Serikat terhadap kelompok Islamic State di Nigeria.
Secara tahunan, harga emas dunia diproyeksikan mencatat kinerja terbaik dalam beberapa tahun terakhir. Kinerja positif ini ditopang oleh pelonggaran kebijakan moneter global, pembelian emas oleh bank sentral, arus masuk investasi spot, serta menguatnya tren dedolarisasi dunia.
Dengan berbagai sentimen positif tersebut, emas kembali mengukuhkan posisinya sebagai aset lindung nilai favorit di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global.
