![]() |
| Ilustrasi Logam Mulia Emas |
LintasPortal.com - Sepanjang tahun 2025, bank-bank sentral di seluruh dunia terlihat ramai-ramai memborong emas, menjadikan logam mulia ini sebagai instrumen utama dalam strategi cadangan devisa mereka. Tren akumulasi emas oleh bank sentral ini tidak hanya mencuri perhatian pelaku pasar, tetapi juga turut mendorong harga emas global ke level tertinggi sepanjang masa.
Sepanjang tahun ini, permintaan emas dari bank sentral terus meningkat tajam. Data resmi menunjukkan bahwa bank sentral di banyak negara, terutama di Eropa Timur, Asia, dan Amerika Latin, konsisten menambah kepemilikan emas mereka sebagai jawaban atas ketidakpastian ekonomi global dan upaya diversifikasi cadangan dari dolar AS.
Para analis menilai bahwa fenomena ini terjadi karena beberapa alasan strategis. Emas dikenal sebagai aset safe-haven yang tahan terhadap fluktuasi mata uang dan gejolak geopolitik. Selain itu, survei global mengungkapkan bahwa mayoritas bank sentral memperkirakan cadangan emas mereka akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan, sementara proporsi dolar AS dalam cadangan diproyeksikan menurun.
Aktivitas pembelian emas ini turut berkontribusi pada lonjakan harga emas dunia. Pada akhir Desember 2025, harga emas berhasil menembus angka lebih dari US$4.500 per troy ons, menjadi level tertinggi sejak dekade 1970-an. Dorongan harga ini merupakan refleksi dari permintaan emas yang kuat, termasuk dari kalangan institusi besar seperti bank sentral.
Tren tersebut mendorong banyak negara semakin serius dalam mengelola cadangan devisanya dengan memperkuat posisi emas. Sementara itu, beberapa negara besar seperti Amerika Serikat tetap menjadi pemegang cadangan emas terbesar di dunia, bank sentral lainnya seperti China, India, dan Polandia juga aktif memperluas kepemilikan emas mereka.
Dengan pola pembelian yang terus berlanjut, para pakar memprediksi emas tidak hanya akan tetap relevan sebagai aset cadangan, tetapi juga akan menjadi komoditas strategis yang menarik perhatian pelaku pasar financial global di 2026.
