Bank Indonesia Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,3% pada 2026, Lebih Tinggi dari 2025

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo

LintasPortal.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 berada di kisaran 4,7% hingga 5,5% secara tahunan (YoY), dengan kecenderungan menguat ke level 5,3% YoY. Proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan pertumbuhan pada 2025 yang berada di level 5,1% YoY, seiring dengan potensi penurunan suku bunga acuan untuk mendorong aktivitas ekonomi.

Jika dibandingkan dengan lembaga lain, perkiraan BI untuk 2026 lebih rendah dibandingkan target pemerintah dalam RAPBN 2026 yang mematok pertumbuhan 5,4% YoY. Namun, proyeksi BI masih lebih optimistis ketimbang konsensus Bloomberg pada Agustus 2025 yang memperkirakan pertumbuhan hanya 4,9% YoY, serta proyeksi IMF pada Juli 2025 di angka 4,8% YoY.

Sejalan dengan proyeksi ekonomi, Perry juga memprediksi pertumbuhan kredit perbankan akan berada di kisaran 9% hingga 12% YoY pada 2026, lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan kredit tahun 2025 yang hanya sekitar 8% hingga 11% YoY. Hal ini mencerminkan optimisme dunia usaha terhadap stabilitas makroekonomi serta dukungan kebijakan moneter maupun fiskal.

Dari sisi kebijakan moneter, BI menilai ruang pemangkasan suku bunga masih terbuka mengingat inflasi relatif terkendali, stabilitas nilai tukar rupiah terjaga, serta kebutuhan mendorong pertumbuhan ekonomi. Konsensus Bloomberg juga memperkirakan adanya pemangkasan BI Rate sebesar 25 bps ke level 4,75% hingga akhir 2025, kemudian berlanjut dengan pemangkasan tambahan sebesar 25 bps sepanjang 2026.

Sementara dari sisi kebijakan fiskal, pemerintah melalui RAPBN 2026 menargetkan konsumsi dan investasi menjadi motor utama pertumbuhan. Konsumsi diproyeksikan tumbuh 5,2% YoY, meningkat dari outlook APBN 2025 di kisaran 4,7% hingga 5% YoY. Investasi juga diharapkan meningkat ke level 5,2% YoY, lebih tinggi dibandingkan outlook tahun sebelumnya yang hanya 4,5% hingga 4,7% YoY. Program prioritas pemerintah antara lain Makan Bergizi Gratis, Koperasi Desa Merah Putih, serta ketahanan pangan dan energi, yang ditopang oleh skema burden sharing baru antara BI dan pemerintah.

Untuk menopang belanja negara, RAPBN 2026 menargetkan pendapatan negara naik 9,8% YoY, dengan peningkatan penerimaan perpajakan sebesar 13% YoY. Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan, pemerintah tidak akan memberlakukan pajak baru maupun menaikkan tarif pajak, melainkan fokus pada peningkatan kepatuhan wajib pajak. Keberhasilan pemerintah dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dipandang penting untuk menarik kembali inflow investor asing ke pasar modal Indonesia, setelah sepanjang tahun ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mencatatkan net foreign outflow sekitar Rp55 triliun per 4 September 2025. (*)

Media Corner 16062025

Media Corner 16062025