Pasar Global Bergejolak: Trump Pecat Pejabat The Fed, Saham Turun, Emas Sentuh Tertinggi Dua Pekan

Gedung Parlemen Amerika Serikat

LintasPortal.com -  Pasar keuangan global kembali bergejolak setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara mengejutkan memecat Gubernur Federal Reserve Lisa Cook. Keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu menimbulkan kekhawatiran serius atas independensi bank sentral AS, sehingga memicu tekanan pada saham berjangka dan mendorong harga emas ke level tertinggi dalam dua pekan terakhir.

Pemecatan Lisa Cook diumumkan Trump pada Senin malam dengan alasan dugaan ketidakwajaran terkait pinjaman hipotek. Cook, yang merupakan perempuan Afrika-Amerika pertama yang menjabat sebagai anggota dewan gubernur The Fed, langsung menyatakan akan terus melaksanakan tugasnya untuk menjaga perekonomian. Langkah Trump ini diperkirakan akan berakhir di jalur hukum dan berpotensi sampai ke Mahkamah Agung, mengingat tidak ada presiden sebelumnya yang pernah memecat gubernur The Fed.

Dampak dari langkah kontroversial tersebut segera terasa di pasar. Pada perdagangan Selasa pagi waktu AS, indeks berjangka S&P 500, Nasdaq 100, dan Dow Jones semuanya mencatat penurunan tipis. Penurunan ini menambah tren negatif sejak awal pekan, setelah reli singkat di akhir pekan lalu. Investor kini mencermati perkembangan lebih lanjut dari kebijakan Trump sekaligus menunggu rilis data ekonomi penting seperti pesanan barang tahan lama, indeks harga rumah Case-Shiller, serta kepercayaan konsumen.

Selain gejolak terkait The Fed, pasar juga terus memantau sikap Trump dalam kebijakan perdagangan global. Trump mengancam akan memberlakukan tarif tambahan terhadap negara-negara yang menerapkan pajak digital, terutama di Eropa. Kebijakan tersebut berpotensi memengaruhi raksasa teknologi asal AS seperti Google, Apple, Meta, dan Amazon. Tidak hanya Eropa, Trump juga kembali mengancam China dengan tarif tinggi atas ekspor magnet tanah jarang, yang sebelumnya telah dibatasi Beijing.

Sementara itu, kabar lain datang dari sektor otomotif. Saham Nissan anjlok lebih dari 5% pada Selasa setelah Mercedes-Benz mengumumkan rencana melepas sebagian kepemilikannya di perusahaan Jepang tersebut senilai sekitar USD 346 juta. Langkah ini dinilai sebagai upaya restrukturisasi portofolio Mercedes karena kepemilikan tersebut tidak lagi dianggap strategis. Kondisi Nissan sendiri semakin tertekan akibat tarif AS, penurunan penjualan, serta persaingan ketat di pasar kendaraan listrik global.

Rencana merger Nissan dengan Honda yang sempat digadang-gadang akan melahirkan produsen mobil terbesar kedua di dunia pun kini berada di ujung tanduk. Kegagalan konsolidasi ini semakin memperburuk prospek Nissan di tengah kompetisi dari pabrikan China yang semakin agresif di segmen mobil listrik.

Di sisi lain, emas kembali menunjukkan perannya sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi. Harga emas spot tercatat naik 0,3% menjadi USD 3.375,71 per ons, sementara emas berjangka Oktober menguat 0,2% ke level USD 3.423,95 per ons. Lonjakan ini menandai level tertinggi emas dalam dua pekan terakhir, seiring meningkatnya permintaan safe haven akibat tekanan terhadap independensi The Fed.

Situasi pasar saat ini menegaskan bahwa kebijakan politik dan ekonomi Presiden Trump akan terus menjadi faktor penentu arah pergerakan keuangan global. Dari ancaman tarif, intervensi terhadap The Fed, hingga dinamika di sektor otomotif, seluruh perkembangan tersebut tidak hanya berpengaruh bagi Amerika Serikat, tetapi juga membawa dampak signifikan bagi stabilitas pasar internasional. (*)

Media Corner 16062025

Media Corner 16062025