Jerome Powell Dorong Komoditas: Harga Minyak Naik, Emas Menguat, Gas Eropa Melonjak

Jerome Powell

LintasPortal.com - Pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell di Jackson Hole mendorong optimisme pasar global. Harga minyak mentah dunia naik hampir 3%, emas melonjak menuju rekor baru, sementara gas Eropa mendapat dukungan dari ketidakpastian pasokan.

Pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell di forum ekonomi Jackson Hole memberikan angin segar bagi sebagian besar aset berisiko, termasuk pasar komoditas. Nada dovish yang disampaikan Powell memicu optimisme investor bahwa bank sentral Amerika Serikat kemungkinan besar akan memangkas suku bunga pada bulan September. Langkah ini dipandang mampu memberikan stimulus tambahan bagi pasar keuangan global di tengah ketidakpastian geopolitik yang masih membayangi.

Di sektor energi, harga minyak mentah dunia berhasil menutup pekan lalu dengan kenaikan sekitar 2,9%. Namun, sentimen pasar tetap diliputi ketidakpastian terkait potensi gencatan senjata Rusia-Ukraina. Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahkan kembali melontarkan ancaman sanksi lebih keras terhadap Rusia apabila tidak ada kesepakatan damai yang jelas dalam waktu dekat. Meski demikian, pelaku pasar tampaknya masih menunggu langkah nyata pemerintah AS sebelum bereaksi lebih jauh.

Pasar minyak global juga tengah menyoroti kebijakan tarif sekunder terhadap India atas pembelian minyak Rusia yang diperkirakan mulai berlaku pada 27 Agustus. Hingga saat ini, pembicaraan perdagangan antara India dan AS belum menunjukkan perkembangan signifikan. Sementara itu, perusahaan penyulingan India diketahui kembali meningkatkan minat membeli minyak Rusia meskipun ada ancaman tarif sebesar 25%. Kondisi ini justru menambah tekanan bearish terhadap harga minyak dalam jangka menengah.

Data terbaru menunjukkan spekulan terus memangkas posisi beli bersih mereka di ICE Brent maupun NYMEX WTI. Posisi net buy Brent turun menjadi 182.695 lot, sementara posisi WTI menyusut ke level terendah sejak Oktober 2008 dengan hanya 29.686 lot. Likuidasi posisi beli tersebut mencerminkan masih kuatnya sentimen negatif di pasar minyak, terutama di tengah bayang-bayang melemahnya permintaan global.

Berbeda dengan minyak, harga gas alam Eropa justru mendapat dorongan naik. Kontrak berjangka TTF berhasil menguat lebih dari 8% seiring berkurangnya optimisme damai Rusia-Ukraina dan adanya kekhawatiran terkait pemeliharaan pasokan dari Norwegia. Penyimpanan gas di Uni Eropa kini mencapai 76%, lebih rendah dibanding 91% pada periode yang sama tahun lalu serta di bawah rata-rata lima tahun sebesar 83%. Sementara itu, harga gas alam AS Henry Hub turun 7,5% ke level terendah sejak Oktober 2024 karena pasokan yang masih melimpah.

Dari sisi logam mulia, harga emas melonjak tajam pada akhir pekan lalu. Pelemahan dolar AS serta turunnya imbal hasil obligasi setelah pidato Powell memicu kenaikan permintaan emas sebagai aset lindung nilai. Ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada September semakin memperkuat keyakinan investor bahwa harga emas berpotensi menembus rekor tertinggi baru dalam waktu dekat.

Sementara itu, data Asosiasi Baja Dunia mencatat penurunan produksi baja global sebesar 1,3% YoY pada Juli menjadi 150,1 juta ton. China sebagai produsen terbesar dunia mengalami penurunan produksi dua bulan berturut-turut hingga 4% YoY, sementara Uni Eropa juga mencatat penurunan signifikan terutama dari Jerman yang turun hingga 13,7%. Tren ini menunjukkan perlambatan permintaan global di sektor industri logam, meski India dan Amerika Serikat masih mencatat kenaikan produksi. (*)

Media Corner 16062025

Media Corner 16062025