![]() |
Airlangga Hartarto Menko Perekonomian Republik Indonesia |
LintasPortal.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa Amerika Serikat (AS) pada prinsipnya telah menyetujui pembebasan atau penurunan tarif mendekati nol untuk tiga komoditas unggulan Indonesia, yakni kakao, minyak sawit, dan karet. Selama ini, ketiga produk tersebut dikenakan tarif impor hingga 19% oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.
Airlangga menjelaskan, keputusan ini masih menunggu kesepakatan final antara kedua belah pihak. Menurutnya, pembebasan tarif baru akan berlaku setelah ada penandatanganan resmi. Namun, ia menambahkan bahwa belum ada jadwal yang pasti karena pemerintah AS tengah fokus pada negosiasi tarif dengan negara lain. Hingga kini, Kedutaan Besar AS di Jakarta belum memberikan tanggapan terkait klaim tersebut.
Sementara itu, dunia perburuhan Indonesia juga tengah bergerak. Ribuan buruh dari berbagai daerah dijadwalkan menggelar demonstrasi besar-besaran pada Kamis (28/8) di Gedung DPR RI dan Istana Kepresidenan, Jakarta. Aksi ini dipimpin oleh Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal.
Menurut Said Iqbal, para buruh menuntut dua hal utama, yakni kenaikan upah serta penghapusan sistem outsourcing yang dinilai merugikan pekerja. Ia menegaskan bahwa aksi unjuk rasa ini merupakan bentuk aspirasi buruh dalam memperjuangkan kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja di Indonesia.
Di sisi lain, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengumumkan kebijakan terbaru terkait suku bunga penjaminan simpanan. Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, menyampaikan bahwa suku bunga maksimum penjaminan simpanan rupiah di bank konvensional diturunkan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75%.
Adapun untuk simpanan valuta asing (valas) di bank konvensional, suku bunga maksimum tetap dipertahankan pada level 2,25%. Kebijakan ini akan berlaku efektif mulai 28 Agustus hingga 30 September 2025. Purbaya menekankan bahwa langkah tersebut diambil untuk mengikuti tren penurunan suku bunga sekaligus memperkuat stabilitas ekonomi nasional.
Dari sektor industri, Bloomberg melaporkan bahwa perusahaan Danantara telah menandatangani perjanjian induk senilai 1,42 miliar dolar AS dengan GEM Co. Ltd. Kedua perusahaan ini sepakat mengembangkan fasilitas smelter HPAL dengan kapasitas produksi 66.000 ton nikel MHP per tahun. Proyek tersebut juga diharapkan dapat melibatkan kolaborasi bersama Vale Indonesia ($INCO) dan mitra strategis lainnya.
Selain itu, sektor energi Tanah Air turut mendapat perhatian internasional. Perusahaan migas asal Inggris, EnQuest, resmi menandatangani kontrak bagi hasil produksi (production sharing contract/PSC) dengan pemerintah Indonesia untuk blok eksplorasi Gaea dan Gaea II di Papua Barat. EnQuest menggenggam 40% hak partisipasi pada kedua blok tersebut. Perjanjian ini menandai langkah perdana EnQuest masuk ke industri migas Indonesia dan diharapkan dapat memperkuat investasi sektor energi di kawasan timur Indonesia. (*)