![]() |
Foto: Museum Soekarno di Peneleh, Surabaya. (Ist) |
LintasPortal.com - Selain kota metropolitan, Surabaya terkenal sebagai "Kota Pahlawan". Mengapa demikian? Pertempuran epik berhari-hari melawan penjajah dan sekutu terjadi di sini. Kemerdekaan Republik Indonesia bisa dipertahankan.
Di kota kuliner khas Semanggi ini banyak pula melahirkan tokoh-tokoh besar di antaranya, Sang Proklamator Bung Karno, H.O.S Tjokroaminoto, Bung Tomo, dan banyak lainnya.
Sejarahwan dari Unair, Purnawan Basundoro menyebutkan jika Soekarno mangekui peran penting Surabaya dalam pembentukan karakternya.
"Meskipun sempat berpindah ke beberapa kota lain di Jawa Timur seperti Jombang, Mojokerto, Tulungagung, dan Sidoarjo, Soekarno kembali ke Surabaya untuk menempuh pendidikan di Hogere Burgerschool (HBS) pada usia 15 tahun," kata Purnawan, Jumat (13/6/2025).
Masa-masa inilah yang menjadi periode keemasan bagi Soekarno untuk menyerap berbagai pemikiran dari para tokoh pergerakan asal Surabaya seperti, H.O.S Tjokroaminoto, Dr Soetomo dan lainnya.
Purnawan menjelaskan, kepribadian Soekarno sangat ditentukan oleh lima hal, salah satunya adalah kondisi Kota Surabaya pada awal abad ke-20. Surabaya kala itu merupakan kota industri terbesar di Hindia Belanda, dengan kaum buruh yang kerap diperlakukan semena-mena oleh pemerintah kolonial.
"Kondisi ini membentuk kepedulian Soekarno terhadap rakyat kecil dan mendorongnya untuk melawan ketidakadilan," ujarnya.
Salah satu faktor terpenting dalam pembentukan Soekarno ialah ketika Bung Karno muda tinggal di rumah H.O.S Tjokroaminoto di Peneleh, yang kini telah resmi menjadi museum. Kala itu, Rumah Tjokroaminoto menjadi pusat berkumpulnya para tokoh pergerakan dari berbagai kota dengan ideologi yang beragam, mulai dari Semaun, Musso, hingga Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.
"Selama di Surabaya, Soekarno mengaku telah menulis 500 artikel yang dimuat di berbagai surat kabar. "Lingkungan Surabaya itu benar-benar membawa pengaruh pada pembentukan karakter seorang Soekarno," tuturnya.
Perjuangan membela tanah air dari penjajah itulah yang mengantarkan Soekarno menjadi Presiden Republik Indonesia pertama, sekaligus dijuluki Bapak Proklamator, yang mana namanya hingga kini selalu dikenang. (*)