![]() |
Foto: Balai Bahasa Jawa Timur fokus program revitalisasi Bahasa Daerah. (Ist) |
LintasPortal.com -Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur tengah menggencarkan program Revitalisasi Bahasa Daerah sebagai bagian dari upaya perlindungan dan pelestarian bahasa ibu. Untuk tahun ini, kegiatan difokuskan pada bahasa Jawa dan menyasar tiga daerah yakni Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, dan Kota Surabaya.
Kepala Balai Bahasa Jawa Timur, Puji Retno Hardiningtyas menjelaskan, kegiatan bertajuk Rapar Koordinasi Antarinstansi Dalam Rangka Revitalisasi Bahasa Jawa ini nantinya menjadi dasar bagi guru-guru utama di jenjang SD dan SMP, agar menjadi agen perubahan dalam menghidupkan kembali penggunaan bahasa Jawa di kalangan generasi muda.
“Tujuan utama kami adalah melakukan pelestarian dan perlindungan bahasa Jawa, dengan sasaran guru utama yang akan mengimbaskan pembelajaran kepada peserta didik SD dan SMP,” ujarnya, Senin (23/6/2025).
Program revitalisasi ini nantinya dilaksanakan melalui enam tahapan. Pertama, rapat koordinasi dan penandatanganan komitmen bersama pemerintah daerah, khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat yang dilakukan hari ini. Selanjutnya, dilakukan diskusi kelompok terpimpin untuk menyusun model pembelajaran bahasa Jawa, yang meliputi tujuh mata lomba seperti cerpen, puisi, tembang, dolanan, gurit, pidato, dan komedi tunggal (stand-up comedy).
“Kami ingin menyelaraskan model pembelajaran ini sebagai bahan pendamping muatan lokal. Karena itu, perlu ada pembahasan teknis secara intensif,” jelasnya.
Tahap ketiga adalah bimbingan teknis bagi guru utama SD dan SMP, yang akan menjadi fasilitator penggerak pembelajaran di sekolah masing-masing. Selanjutnya dilakukan pemantauan untuk mengetahui seberapa luas dampak pembelajaran dari guru utama kepada siswa, guru sejawat, dan lingkungan sekolah secara umum.
Dalam program ini juga disiapkan pemberian penghargaan nasional kepada daerah yang mendukung pelestarian bahasa daerah, serta pengiriman delegasi ke ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat nasional.
“FTBI menjadi tahap puncak, karena di situ anak-anak akan menampilkan karya dan performa mereka dalam lomba-lomba bahasa Jawa. Ini menjadi selebrasi sekaligus ukuran keberhasilan program kami,” jelas mantan Kepala Balai Bahasa NTB ini.
Puji memastikan, program akan diperluas ke lebih banyak daerah di tahun-tahun berikutnya. “Pada tahun 2026, setelah program bahasa Madura dan Using dikembalikan ke daerah masing-masing, kami akan membuka peluang untuk lima kabupaten/kota lainnya,” ujarnya.
Nantinya, melalui rapat koordinasi ini akan dibuat modul pembelajaran yang akan langsung digunakan tahun ini. “Modul itu sudah harus digunakan tahun ini, karena menjadi materi dalam bimbingan guru utama,” tegas Puji.
Senada, Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa Dr. Dora Amalia mengungkapkan, rapat koordinasi ini merupakan awal dari tahapan untuk program revitalisasi bahasa daerah khususnya bahasa Jawa.
"Dalam rakor ini semua pihak yang berkepentingan itu berkomitmen bersama ditandai tadi dengan penandatanganan komitmen dan itu merupakan dasar dari implementasi program berikutnya," tuturnya. (*)