Harga Telur Terus Turun Di Jatim, Ketua DPW PSI JATIM: Harusnya Negara Melakukan Intervensi

Telur Ayam Menyentuh Harga Rp 13.800/kg
 

LintasPortal.com - Sejak bulan Agustus 2021 diketahui harga Telur terus mengalami penurunan, tercatat sejak 2 hari terakhir harga telur menyentuh harga Rp 13.800/kg di jawa timur.

Beberapa petani mengeluhkan penurunan harga telur ini sebab mereka mengalami kerugian yang lumayan tidak sedikit.

Gus Dien, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Solidaritas Indonesia (DPW PSI) Jawa Timur menangapi persoalan ini dengan serius, menurut Gus Dien, harusnya Negara melakukan Intervensi harga telur, jangan dibiarkan terus turun, akan semakin besar kerugian yang ditanggung oleh peternak.

“Negara seharus nya melakukan intervensi terkait tata niaga sembako yg menjadi kebutuhan hajat hidup orang banyak dengan menghadirkan regulasi berpihak ke para pelaku usaha secara langsung seperti zaman Presiden Soeharto mendirikan Bulog sebagai pelindung peranan petani peternak dalam ruang transaksi hasil usaha tani nya atau semacam KUD yang mampu menyerap hasil panen baik di petani maupun peternak, jangan biarkan pasar menjadi dominasi harga yang selama ini gak jelas indikator perdagangannya dan menimbulkan ketidakpastian harga jual di tingkat peternak dan petani saat panen” Jelas Gus Dien.

Ditempat yang sama, Gus Dien menyampaikan kepada Pemerintah, harusnya memberikan perhatian lebih kepada Petani dan Peternak, sebab mereka adalah penopang kebutuhan masyarakat, bayangkan saja kalau Petani dan Peternak pergi keluar negeri menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Tenaga Kerja Wanita (TKW), desa akan sepi orang, jadi jangan salahkan mereka mengeluh, disinilah Negara harus hadir untuk mereka.

“Negara bukan nya berpikir tapi bertindak nyata dengan mendorong perubahan kebijakan yang mampu hadir di masyarakat desa terutama pelaku petani dan peternak” Ujar Gus Dien, Ketua DPW PSI JATIM.

“Jangan salahkan kalau kita sekarang sangat sulit menghadirkan peran petani muda yg mampu menciptakan lapangan pekerjaan kalau generasi petani semakin tidak diminati oleh generasi muda.” Tambah Gus Dien. (*)