Cuan Bunda! Harga Emas Antam Dekati Level Tertinggi 5 Bulan

Foto: Ilustrasi Harga Emas
 LintasPortal.com - Prediksi kenaikan harga emas dunia mulai bermunculan lagi setelah harganya mencatat kenaikan 2 bulan beruntun. Hal tersebut tentunya berdampak positif bagi emas Antam yang harganya kembali naik mendekati level tertinggi dalam 5 bulan terakhir pada perdagangan Kamis (3/6/2021).

Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini naik 0,31% ke Rp 964.000/batang untuk satuan 1 gram, berdasarkan data dari situs logammulia.com. Emas ini mencapai level tertinggi 5 bulan di Rp 965.000/batang pada Sabtu pekan lalu.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Satuan yang biasa menjadi acuan, 100 gram, hari ini naik 0,33% ke Rp 90.612.000/batang atau Rp 906.120/gram.

Kenaikan harga emas Antam pada hari ini dipicu naiknya harga emas dunia pada perdagangan Rabu. Melansir data Refinitiv, harga emas dunia naik 0,41% ke US$ 1.907,94/troy ons.

Banyak analis memprediksi harga emas dunia akan terus naik di sisa tahun ini, yang tentunya bisa mengerek harga emas Antam.

Terbaru, Edward Meir analis dari ED&F Man Capital Market, memprediksi emas akan menembus US$ 2.000/troy ons di semester II-2021.

"Pelemahan dolar AS dan inflasi yang tinggi akan menopang penguatan emas. Kami melihat emas akan mencapai US$ 2.000/troy ons pada satu titik di semester II-2021," kata Meir sebagaimana dilansir CNBC International, Rabu (3/6/2021).

Dolar AS memang sedang tertekan belakangan ini.

Data dari Commodity Futures Trading Commission (CFTC) yang dirilis Jumat lalu menunjukkan posisi jual (short) dolar AS berada di level tertinggi sejak akhir Februari.

Nilai net short dolar AS pada pekan yang berakhir 25 Mei dilaporkan sebesar US$ 27,89 miliar, naik tajam dibandingkan posisi net short sepekan sebelumnya US$ 15,07 miliar.
Naiknya posisi net short tersebut menunjukkan semakin banyak pelaku pasar yang "membuang" dolar AS sebab diprediksi nilainya akan akan melemah.

Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (28/5/2021) lalu melaporkan data inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE). Data tersebut merupakan inflasi acuan bagi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Inflasi PCE inti dilaporkan tumbuh 3,1% year-on-year (yoy) di bulan April, jauh lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya 1,8% yoy. Rilis tersebut juga lebih tinggi ketimbang hasil survei Reuters terhadap para ekonomi yang memprediksi kenaikan 2,9%. Selain itu, rilis tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak Juli 1992, nyaris 30 tahun terakhir.

Emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi meningkat, maka permintaannya akan naik. Di tambah dengan dolar AS yang melemah, maka harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainNya, sehingga permintaan berpotensi berlipat-lipat.

Sumber: CNBC.COM