Dankel tidak jelas, Warga tertarik aplikasi Warung RT/RW gagasan AH.thony

Foto A.H. Thony Wakil Ketua DPRD Surabaya
LintasPortal.com-DPRD kota Surabaya memasuki masa reses tahun sidang kedua anggaran 2021,Masa reses sidang ke 2 di manfaatkan betul oleh para anggota DPRD kota surabaya untuk menyapa kontituen nya,hal ini dilakukan Wakil ketua DPRD kota Surabaya, Panjang Jiwo kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kamis (11/2/21)

Bertempat di RW02 kelurahan Panjang Jiwo, Politisi Partai Gerindra ini memaparkan program-program dari pemerintah yang wajib diketahui oleh masyarakat diantaranya terkait keberadaan APBD kota Surabaya.

Disini banyak pengurus RT/RW mempertanyakan kejelasan Dana Kelurahan yang telah diajukan melalui musrenbang (Musyawarah rencana pembangunan, red). Mereka mengaku seringkali diminta membuat proposal namun ujung-ujungnya tidak ada tindak lanjut dari Pemerintah.

Warga juga meminta solusi untuk kampungnya yang sering banjir meski hujan tidak seberapa deras. Menurut mereka banjir disebabkan saluran air yang kecil dan tidak lancar.

Sebagai wakil rakyat Thony menyampaikan bahwa memang semua pengajuan pembangunan untuk anggaran tahun 2020 ditunda pencairannya sebab pemerintah fokus penanggulangan Pandemi Covid-19 yang sampai saat ini belum jelas kapan selesainya.
” Masyarakat kami minta untuk bersabar, dan tetap patuhi anjuran pemerintah tentang 5-M. Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menjauhi kerumumunan dan Mengurangi mobilitas,” ajak Thony.
Disisi lain, sebagai anggota DPRD yang dipilih rakyat, Thony telah berinisiatif membuat langkah yang berbeda dari sesama anggota Dewan lain yaitu, selama menjabat 1 tahun lebih, 8 bulan terakhir Dia bersama tim berusaha membuat sistem pusat perbelanjaan online untuk mengangkat nasib RT dan RW sekaligus kampung yang dipimpinnya.

” Hampir satu tahun, kami membangun namanya ‘Warung RT/RW’. Ini adalah suatu aplikasi atau tempat untuk bisa berjual beli secara online,” cakapnya.

Sesuai keinginan Thony, keuntungan dari jual beli ini digunakan untuk membantu setidaknya Rp. 10 juta kepada setiap kampung. ” Itu mimpi kami sebagai mantan ketua RW dan LPMK selama puluhan tahun.”

Caranya, setiap keuntungan pembelanjaan akan diberikan kepada kampung. ” Misalnya ada keuntungan Rp. 1000, maka 500 untuk pak RT, 300 untuk pak RW dan 200 untuk pak LPMK, ” urai Thony.

Daripada keuntungan diambil oleh pengusaha-pengusaha besar yang belum tentu peduli terhadap kondisi kampung, lebih baik keuntungan kembali ke masyarakat.

” Konsekuensinya adalah, mari kita belanja di tempat kita sendiri,” tegasnya.

Hal ini dia gagas sebagai upaya untuk melipatgandakan manfaat sebagai wakil rakyat yang ber-ide dengan menggunakan potensi-potensi yang dimiliki.

Dalam Aplikasi ini ada banyak kategori yang memberi kemudahan kepada masyarakat seperti jasa penggadaian, pembayaran air, listik, telpon dan penjualan pulsa. Selain itu, disini juga menjual aneka sembako dan barang-bang kebutuhan masyarakat yang lain dengan ongkos kirim yang murah.

Ditemui usai acara resesnya, Thony mengaku masyarakat sangat antusias terhadap program aplikasi ‘Warung RT/RW’, ” Mereka mengapresiasi program ini sehingga banyak bertanya hingga langsung meng-instal apilikasinya,” ujarnya.

Masyarakat, kata Thony, butuh terobosan-terobosan dalam mewujudkan rasa keadilan dan kesejahteraan di bidang pembangunan, pemerintahan, sosial, ekonomi dan lain sebagainya yang menyangkut kehidupan masyarakat.(dm.lp)