PSI Lantik Satgas Anti Politik Uang


Foto: Yusuf Lakaseng (kiri) Dan Tjutjuk Supariono (kanan)
LintasPortal.com - Waktu pencoblosan kurang 3 hari lagi. Berbagai persiapan dari tim paslon juga semakin digencarkan. Kemarin (4/12) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melantik 100 orang Satgas Anti Politik Uang. Acara itu digelar di Mall Guna Wangsa Jalan Tidar.

Plt. Ketua DPD PSI Surabaya Yusuf Lakaseng mengatakan nantinya satgas ini berfungsi sebagai pemantau. Tugas utamanya mencari orang-orang yang melakukan 'serangan fajar'. Baik itu berupa uang maupun barang-barang lainnya. Kemudian jika ditemukan, maka satgas akan melaporkannya kepada Bawaslu. 

Satgas akan disebar di seluruh kelurahan. Bahkan tingkat RT dan RW. Yusuf juga mengatakan sudah memiliki data berupa titik yang dirasa rawan politik uang. Namun ia enggan menyebutkan lokasi tersebut. "Yang jelas kami ingin membantu Bawaslu. Karena SDM Bawaslu tidak terlalu banyak. Kami ingin menegakkan demokrasi dengan benar," katanya.

Meski hanya melantik 100 orang Satgas, namun jumlah keseluruhannya ada 300 orang. Mereka akan bertugas mulai hari ini, sampai masa pencoblosan tiba. 

Yusuf menjelaskan selama ini sudah menemukan politik transaksi yang dilakukan salah satu paslon. Padahal seharusnya politik transaksi tidak boleh dilakukan. Selain melanggar undang-undang juga merusak nuansa pilkada. "Ada yang bagi sembako, beras dan sarung," ujarnya.

Yang jelas satgas itu sudah dilatih cara mekanisme kerjanya. Tinggal menunggu mereka terjun ke lapangan saja. Yusuf optimis satgas tersebut bisa berjalan dengan baik. Apalagi para satgas merupakan kalangan pemuda. Tenaga dan pikirannya masih fresh untuk menjaga keberlangsungan pilkada. 

Sementara itu, anggota PSI Tjutjuk Supariono mengapresiasi pembentukkan satgas. Menurutnya demokrasi harus berjalan tanpa ada politik transaksional. Sehingga masyarakat Surabaya bisa memilih paslon yang benar-benar mampu memimpin. "Jadi PSI benar-benar menjaga. Agar pilkada bisa sesuai on the track," ungkapnya. (hb/lp)