Sosok Pahlawan di Tengah Pandemi Covid-19 Menurut Pemkot Surabaya

 

Foto: Bu Risma Upacara Hari Pahlawan

LintasPortal.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Upacara Peringatan Hari Pahlawan ke-75 di Taman Surya Balai Kota Surabaya, Selasa (10/11/2020).

Upacara diawali dengan pembacaan pesan-pesan para pahlawan nasional. Berikutnya, diisi dengan amanat pembina upacara yang dibacakan oleh inspektur upacara.

Wali Kota Tri Rismaharini menyampaikan, meskipun di masa pandemi Covid-19, Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2020 diharapkan dapat berlangsung khidmat dengan tidak menghilangkan makna.

"Lalu dapat memberikan tambahan untuk menggugah kesadaran segenap elemen bangsa untuk terus bersatu, dan mengutamakan persatuan kesatuan bangsa," kata Wali Kota Risma di sela sambutannya.

Selain itu, nilai-nilai kepahlawanan seperti percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, rela berkorban, pantang menyerah, suka membantu, serta gotong royong, perlu terus dirawat dan dipupuk agar dapat terus tumbuh dan bersemi di dalam hati sanubari setiap rakyat Indonesia.

"Semangat ke pahlawanan yang terus menyala dapat dijadikan sebagai motor penggerak dalam upaya kita mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita para pendiri negeri ini," ujarnya.

Setelah membacakan amanat Menteri Sosial, Risma juga memberikan pesan secara khusus kepada warga Kota Pahlawan. Menurutnya, meski saat ini Covid-19 di Surabaya sudah dapat dikendalikan, namun masyarakat diminta untuk tetap waspada dan disiplin prokes.

"Agar tidak ada gelombang kedua di kota kita. Jadi saat ini yang perlu kita lawan bukan lah musuh penjajah, melainkan melawan persoalan sosial yang ada termasuk melawan dari wabah global ini," terangnya.

Menurut Wali Kota Risma, saat ini seluruh stakeholder menjadi sosok pahlawan kemanusiaan. Di saat pandemi saat ini, mereka telah membuktikan bahwa seluruh elemen masyarakat berbondong-bondong memutus wabah dengan cara yang beraneka ragam.

Salah satu elemen yang memiliki peran penting dalam mengendalikan Covid-19 ini adalah para Ketua RT/RW yang sudah menjadi pahlawan kemanusiaan.

"Coba bayangkan. Kadang malam hari mereka para RT/RW harus membawa pasien ke rumah sakit," ungkapnya.

Dari situlah ia menyimpulkan, bahwa makna pahlawan bukan lagi membawa senjata. Dan, menjadi pahlawan kemanusiaan itu dapat dilakukan oleh siapapun.

"Nah sekarang ini yang perlu terus kita tingkatkan adalah kita harus menjadi pahlawan-pahlawan kemanusiaan," pesan dia. (mn/lp)