Prof. Ahmad Yusuf Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Unair

 

Foto: Prof. Dr. Ahmad Yusuf Saiun, S.Kp., M.Kes.

LintasPortal.com - Prof Dr Ahmad Yusuf Saiun resmi menyandang Guru Besar di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Pengukuhan itu dilaksanakan pada Kamis (8/10/2020) lalu.

Dengan begitu, kini Unair memiliki dua (2) Guru Besar aktif yang berasal di Fakultas Keperawatan (FKp). 

Dalam kesempatan menyampaikan lewat orasi ilmiah, Prof Yusuf, sapaan karibnya, menjelaskan hasil risetnya mengenai pengembangan model holistik dalam perawatan pasien gangguan jiwa.

Ia menjelaskan bahwa gangguan jiwa yang paling menonjol adalah gangguan perilaku, gangguan pikiran, gangguan perasaan yang kemudian diikuti oleh gejala-gejala fisik. Ketika gejala-gejala fisik seperti gangguan tidur, gangguan makan dan lain-lain menyebabkan gangguan fungsi pekerjaan maka dapat memunculkan gangguan jiwa pada seseorang.

"Rata-rata orang mengalami gangguan jiwa setelah mereka mengalami gangguan fungsi pekerjaan," ucap Guru Besar kelahiran tahun 1967 tersebut.

Lebih lanjut, Prof. Yusuf mengungkapkan terdapat dua kelompok gangguan jiwa yakni gangguan mental emosional dan gangguan jiwa berat.

Gangguan jiwa itu sendiri sangat berdampak pada bidang ekonomi. Hal tersebut dikarenakan, orang dengan gangguan jiwa tidak dapat melakukan kegiatan secara produktif.

Untuk mengatasi gangguan mental emosional, sambung Prof. Yusuf, tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan menguatkan meaning of life agar orang tidak mudah cemas, tidak mudah marah, dan lain sebagainya.

"Oleh karena itu perlu juga mengembangkan penguatan spiritual, adapun nilai-nilai spiritualitas yang telah kami (Prof. Yusuf dan tim peneliti, Red) teliti adalah syukur, sabar dan ikhlas," terangnya.

Prof. Yusuf menambahkan bahwa dalam lingkungan masyarakat masih terdapat stigma yang melekat pada orang dengan gangguan jiwa. Masalah lainnya mengenai penerimaan keluarga terhadap orang dengan gangguan jiwa dimana masih banyak keluarga yang menelantarkan orang dengan gangguan jiwa tersebut.

Sehingga dari permasalahan itu, Prof. Yusuf menyatakan jika masalah kesehatan jiwa bukan hanya masalah pasien, tetapi juga masalah keluarga, kelompok, dan masyarakat. (mn/lp)