LintasPortal.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berkomitmen untuk membantu sepenuhnya Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, dalam penanggulangan Covid-19. Hal itu diungkapkan dalam diskusi virtual bertema “Jangan Biarkan Ibu Risma Sendiri”.
Calon Wali Kota Surabaya dari PSI, Andy Budiman, yang hadir sebagai pembicara menuturkan, sejak resmi mengisi DPRD Kota Surabaya, posisi politik Fraksi PSI sangat jelas, yaitu menjadi mitra konstruktif bagi Pemkot Surabaya di bawah kepemimpinan Tri Rismaharini.
“Sikap PSI sejak awal adalah komitmen besar untuk mendukung kerja Ibu Risma, karena Ibu Risma adalah salah satu contoh kepala daerah berprestasi di Indonesia,” kata Andy dalam diskusi, Jumat 28 Agustus 2020 malam.
Terkait pandemi, PSI membantu Risma dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan kerja nyata. Pertama, kata Andy, DPD PSI Surabaya menggelar program pembagian kuota internet untuk pelajar dan mahasiswa yang di masa pandemi ini menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Kedua, mengawal proses pembahasan anggaran yang dimulai September nanti. Andy menyatakan, Fraksi PSI akan memastikan tidak terjadi pemborosan anggaran, apalagi korupsi anggaran, pada saat situasi sulit sekarang.
“Pesan dari DPP PSI sangat jelas. Yaitu, tidak boleh ada sepeser pun uang rakyat yang disia-siakan, digunakan secara tidak efisien, apalagi dikorupsi,” ujar Andy.
Ketiga, lanjut Andy, Fraksi PSI mesti memperjuangkan alokasi anggaran yang lebih besar untuk menggerakkan roda ekonomi warga. “Pada masa sulit pandemi ini, satu-satunya pihak yang paling bisa menjalankan ekonomi adalah pemerintah. Sektor swasta relatif banyak yang lumpuh,” ucap mantan caleg PSI untuk DPR RI dari Dapil Jawa Timur 1 (Surabaya dan Sidoarjo) itu.
Ketua Fraksi PSI DPRD Kota Surabaya, William Wirakusuma, menambahkan, Fraksi PSI juga telah merumuskan sejumlah rekomendasi kepada Pemkot Surabaya terkait penanggulangan Covid-19.
Rekomendasi kebijakan itu berupa pengawasan protokol kesehatan di ruang publik secara ketat dengan menempatkan petugas keamanan dan memperbanyak CCTV, peningkatan kapasitas dan kemampuan RS dalam menghadapi Covid-19 gelombang kedua, dan persiapan pelaksanaan vaksinasi yang meliputi anggaran, tenaga medis dan proses.
Selain itu, William mengajak semua pihak tidak pasif menghadapi pandemi.
“Saya ingin mengajak teman-teman, jangan biarkan Ibu Risma sendiri. Mari kita berikan ide-ide baru kepada Ibu Risma, supaya Ibu Risma tidak sendiri,” pungkas master dari Technische Universitaet Kaiserlautern, Jerman, itu.
Meneguhkan pandangan Andy Budiman dan William Wirakusuma, pakar kesehatan masyarakat, Pandu Riono, menyebut Pemkot Surabaya harus memperkuat kerja sama dan koordinasi antar institusi dalam menanggulangi Covid-19.
“Saya kasihan dengan Ibu Risma, sepertinya single fighter. Semangatnya luar biasa, saya kagum sebenarnya. Tetapi pandemi ini tidak bisa ditangani sendiri, harus dengan sistem. Tidak mudah menanggulangi pandemi di Surabaya yang, seperti Jakarta, punya daerah-daerah penyangga. Mobilitas warga dari dan ke daerah penyangga ini yang menjadi faktor utama penularan terus terjadi,” papar Pandu.
Pandu mengatakan, koordinasi dan kerendahan hati para pihak dibutuhkan untuk menanggulangi pandemi ini. Juga termasuk di antara pemerintah kota dan pemerintah provinsi.
Diskusi virtual ini dimoderatori pesohor Olga Lydia dan dihadiri sejumlah pembicara lain. Mereka adalah Sulfikar Amir (sosiolog di NTU Singapura), Djoko Mursinto (Guru Besar FEB Unair), dr. Anita Jamin (relawan Satgas Covid-19 Jatim), dr. Agus F. Farid (Dirut Anwar Medika Sidoarjo), Heru Hendratmoko (jurnalis senior), Haryo Aswicahyono (ekonom CSIS), Tjutjuk Supariono (anggota DPRD Kota Surabaya dari Fraksi PSI), dan Seno Bagaskoro (Aliansi Pelajar Surabaya). (qq/lp)